Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bandara Silambo Gagal Diwujudkan, Pariwisata Nias Selatan Terancam Suram



Oleh : Edizaro Lase, Pemulung Jalanan

Berita Baru, Nias Selatan-Pada dasarnya, substansi rumusan pengembangan dan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan didasari oleh tiga hal. Apakah itu? Pertama, aksesbilitas, kedua, amenitis, dan ketiga, atraktif. Ketiga hal ini menjadi kunci dasar sekaligus kunci utama pengembangan ekonomi pariwisata yang berkelanjutan.

Mari kita bahas satu persatu. Pertama, aksesbilitas artinya akses untuk mencapai daerah tujuan wisata harus memenuhi syarat yakni cepat, murah, mudah, nyaman dan aman.

Jika aksesbilitas cepat, murah, mudah, hemat, aman, nyaman dan bisa memangkas waktu maka akan berbanding lurus dengan penghematan biaya yang akan dieluarkan selama melakukan perjalan wisata.

Penghematan dan pemangkasan waktu merupakan kedua hal yang menjadi kebutuhan para wisawatan domestik dan mancanegara. Dengan demikian pemotongan dan penghematan biaya perajalan wisata pun bisa ditekan dan diminimalisir. Contohnya, penerbangan langsung dari Pulau Nias ke Jakarta tidak perlu transit Medan atau Padang. Hal ini sudah memberikan dampak positif dan dampak baik kepada masyarakat, wisatawan maupun para pengguna jasa penerbangan lainnya. Artinya waktu bisa dihemat, dipangkas, dipotong dibandingkan transit di Medan atau Padang.

Apa yang Anda bayangkan bila Bandara Silambo di Nias Selatan bisa direalisasikan dan ditingkatkan grade-nya menjadi bandara Internasional dan menjadi pintu gerbang utama memasuki kawasan dan wilayah Pulau Nias sama halnya dengan Bandara Silangit.

Sehingga penerbangan Internasional bisa dilakukan dan pesawat jenis boeing bisa mendarat di Bandara Silambo.

Bukankah hal ini menjadi kebanggaan masyarakat Nias Selatan secara khusus dan masyarakat Kepulauan Nias secara keseluruhan.

Baiklah, kita kembali pada konteks pembahasan kita di atas.

Aksesbilitas memiliki peranan sangat penting dan strategis terhadap pembangunan dan pengembangan ekonomi pariwisata yang berkelanjutan.

Kedua, amenitis artinya selain didukung oleh aksesbilitas yang mudah, murah, hemat, aman dan nyaman maka perlu didukung oleh tata kelola infrastruktur daerah tujuan wisata yang terintegrasi. Penataan kawasan tujuan dan objek pariwisata harus dikelola secara baik dengan dipadukan oleh estetika nilai kearifan masyarakat lokal.

HORECA (Hotel, Restaurant dan Cafe) harus bernuansa keunikan tradisional budaya masyarakat setempat dan disesuaikan dengan kebutuhan para wisatawan domestik dan mancanegara.

Tidak hanya hotel, restaurant dan cafe melainkan juga sarana dan infrastruktur pendukung lainnya misalnya bar, stage entertiment, live music (tradisional maupun jenis musik lainnya), layana literasi wisata (grafik, tulisan, sejarah yg terpadu), layanan medis dan layanan pendukung lainnya.

Selain itu juga, didukung oleh masyarakat yang sadar wisata yang terlatih, terdidik dan berwasawan pariwisata global tanpa mereduksi nilai-nilai kearifan masyarakat lokal dan budaya setempat.

Sumber daya manusia harus diberikan pelatihan secara komprehensif dan berkesinambungan perihal edukasi jasa layanan pariwisata dengan kulifikasi dan sertifikasi sesuai bidang dan minat masyarakat. Untuk melakukan ini pihak pemerintahan daerah setempat harus berkolaborasi sinergitas bersama stakeholder lainya, seperti PHRI, ASITA dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif.

Ketiga, atraktif artinya segala hal yang disajikan dan disuguhkan oleh masyarakat wisata dan penyedia jasa wisata kepada wisatawan domestik dan mancanegara sebaiknya disajikan dalam kemasan yang menarik, berkesan, bernilai, unik dan berkarakter. Sebisa mungkin masyarakat menyuguhkan pelayanan terbaik dan prima (service excellence).

Kembali lagi kita membahas dan mendiskusikan Bandara Silambo yang gagal diwujudkan di era pemerintahan daerah masa kepemimpinan Bupati Nias Selatan DR. Hilarius Duha, S. H., M.H.

Bila bisa diwujudkan dan direalisasikan pembangunan Bandara Silambo di Nias Selatan maka hal ini menjadi dampak dan pengaruh positif terhadap ekonomi pariwisata yang berdampak baik dan positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Nias Selatan.

Penerbangan internasional bisa dilakukan di Bandara Silambo. Masyarakat wisata dunia baik Asia, Australia, Afrika, Amerika dan Rusia pasti membanjiri Nias Selatan layaknya Pulau Dewata Bali mengingat objek wisatanya sangat menakjubkan khususnya Pantai Sorake dan Pantai Lagundi. Anda bisa bayangkan bila kunjungan wisawatan domestik dan mancanegara 2.000.000 orang/tahun berkunjung ke Nias Selatan dan Sekepulauan Nias maka transaksi ekonominya sangat besar bukan. Bila satu orang saja menghabiskan dan membelanjakan uangnya senilai 5.000.000 rupiah selama berkunjung ke Nias selatan dan wilayah Sekepulauan Nias dikali jumlah wisatawan yg berkunjung.

Kehadiran Bandara Silambo akan melahirkan peluang ekonomi baru di Nias Selatan misalnya para investor di jasa pariwisata akan berinvestasi menanamkan modalnya membangun hotel, restauran dan cafe di sekitar Bandara Silambo. Sehingga kehadiran Bandara Silambo menjadi magnet dan pemicu gairah ekonomi pariwisata di Kepulauan Nias.

Dan hal ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, hasil bumi dan pertanian (pisang, ubi, jagung, pepaya, tomat, cabe, kol, terong, aneka jenis sayuran, padi dll ) masyarakat bisa ditampung dan dibeli oleh para pelaku ekonomi pariwisata untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan domestik dan mancanegara.

Sumber daya manusia masyarkat Nias Selatan bisa diberdayakan dan dikaryakan di hotel, cafe dan restaurant. Tentu hal ini sangat menggembirakan bagi masyarakat Nias selatan khususnya angkatan kerja muda (AKM) dan angka pengangguran bisa ditekan.

Padahal APBD Nias Selatan sangat besar jumlahnya mencapai 1,5 triliun rupiah dibandingkan APBD kabupaten dan kota di Kepulauan Nias.

Selain itu, kawasan Nias Selatan merupakan induk dari budaya Suku Nias (mother of culture tribe Nias). Nias Selatan sudah seharusnya statusnya ditingkatkan lagi menjadi role model pembangunan dan pengembangan ekonomi pariwisata di wilayah Kepulauan Nias dan Nias Selatan juga bisa dijadikan pintu gerbang utama memasuki Pulau Nias (main gate of Nias Island) sekaligus menjadi Ibu Kota Provinsi Kepulauan Nias Kelak.

Hal ini juga diperkuat dan ditegaskan oleh penyelenggaran perhelatan akbar event Sail Nias 2019 yang dipusatkan di Nias Selatan. Event Sail Nias tinggal menjadi kenangan manis. Pada pelaksanaan event Sail Nias tersebut dihadiri puluhan oleh pejabat negara dan puluhan ribu masyarakat tumpah ruah ikut berpartisipasi dan menyukseskan event akbar itu yang menelan biaya puluhan miliar bahkan ratusan miliar.

Semestinya, momentum event Sail Nias 2019 dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Nias Selatan di masa kepemimpian Bupati Hilarius Duha selaku tuan rumah penyelenggaraan event Sail Nias untuk merealisasikan terwujudnya Bandara Silambo. Kehadiran Bandara Silambo pasti memberikan pengaruh besar pada pendapatan asli daerah (PAD) Nias Selatan mengingat transaksi ekonomi pariwisata ditaksir puluhan miliar bahkan ratusan miliar pertahunnya.

Jika di Nias Selatan bisa dibangun 10.000 kamar hotel dengan tingkat occupancy 50% pada low season, lima restauran bertaraf internasional masing-masing bisa menampung tamu 1.000-2.500 orang maka industri souvenir dan ukm lainnya akan ketiban rejeki dari kehadiran Bandara Silambo.

Bupati Hilarius Duha tinggal berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Forkada Sekepulauan Nias dan Gubernur Sumatera Utara untuk mewujudkan mega proyek Bandara Silambo Internasional sebagai icon baru di Kepulauan Nias, Sumatera Utara bahkan Indonesia dan menjadi kebanggaan masyarakat Nias Selatan, masyarakat Kepulauan Nias dan Indonesia.

Saya yakin hal ini bisa diwujudkan dikarenakan dukungan dan komitmen Presiden Jokowi yang sangat tinggi kepada masyarakat Kepulauan Nias ketika Bapak Presiden Jokowi berkunjung dan melakukan blusukan di Pulau Nias Presiden mengatakan potensi Pulau Nias ada dua yaitu sektor pariwisata dan perikanan.

Pernyataan Bapak Presiden Jokowi ini merupakan cinta yang sangat besar dan mulia terhadap masyarakat Kepulauan Nias. Inilah magnet magic sebagai momentum emas bagi para bupati wali kota sekepulauan Nias menyambut baik amanah bapak presiden. Bolanya ada ditangan Bupati Hilarius Duha dan Kepala Daerah Lainnya Sekepulauan Nias.

Saya sebagai pemulung jalanan hanya bisa berdoa dan memohonkan kepada Tuhan Bandara Silambo bisa diwujudkan di masa kepemimpinan bupati Nias Selatan selanjutnya. Kalau bukan Idealisman Dachi siapa lagi dong, hanya Ideal Sozanolo yang selalu di hati.

I love you full Nias Selatan, saya juga saudara kandungmu meskipun saya sebagai pemulung jalanan.(R.Laia)